Mengenal dan Piknik Bersama Mati Di Saturnus
10 min read
Solois pendatang baru dari kota Malang yang tiba-tiba muncul dengan sajian permainan gitar akustik dan karakter vokal
khas lewat album baru, perkenalkan dia adalah Mati Di Saturnus.
Tepatnya sekitar awal 2018 pria bernama lengkap Mas’aril Muhtadin memutuskan untuk memulai solo karir
dengan nama panggung Mati Di Saturnus. Berawal dari keisengan untuk membunuh rasa bosan di sela
aktifitas sehari-hari dengan bermain gitar, Aril (sapaan akrab) pun tak menyangka jika aktifitas di saat
senggang itu berproses hingga beberapa lagu berhasil ia tulis dan ciptakan.
“Semua mengalir begitu saja,” tutur Aril mengenai lahirnya Mati Di Saturnus. “Mungkin ini karena memang
hasrat pribadiku yang selalu ingin membuat proyek musik tapi sampai sekarang belum menemukan partner
yang cocok,”
khas lewat album baru, perkenalkan dia adalah Mati Di Saturnus.
Tepatnya sekitar awal 2018 pria bernama lengkap Mas’aril Muhtadin memutuskan untuk memulai solo karir
dengan nama panggung Mati Di Saturnus. Berawal dari keisengan untuk membunuh rasa bosan di sela
aktifitas sehari-hari dengan bermain gitar, Aril (sapaan akrab) pun tak menyangka jika aktifitas di saat
senggang itu berproses hingga beberapa lagu berhasil ia tulis dan ciptakan.
“Semua mengalir begitu saja,” tutur Aril mengenai lahirnya Mati Di Saturnus. “Mungkin ini karena memang
hasrat pribadiku yang selalu ingin membuat proyek musik tapi sampai sekarang belum menemukan partner
yang cocok,”

Sejatinya Mati Di Saturnus bukanlah proyek musik pertama Aril. Sebelumnya pria asal kota Malang ini sempat
tergabung dalam grup beraliran grindcore bernama Voice Of Throat yang kemudian berganti nama menjadi
Drophate. Bersama band tersebut Aril dkk sempat melahirkan beberapa single dan terlibat beberapa proyek
kompilasi, salah satunya kompilasi tribute untuk band grindcore veteran asal Malang, Extreme Decay, yang
dirilis melalui Playloud Records. Namun, sayangnya kesibukan antar personil menjadi alasan utama mengapa
bandnya itu berjalan lambat.
Besarnya hasrat untuk tetap bermusik itulah yang melandasi Aril untuk berani mengambil keputusan
melahirkan Mati Di Saturnus meski sejak awal ia sadar jika proyek ini berangkat dengan hanya bermodalkan
keberaniaan dan kesederhanaan.
“Waktu awal aku benar-benar bingung karena gak tau perihal produksi rekaman, akhirnya nekat aja datang ke
studio Virtuoso dan tanya apa bisa rekaman solo, eh dijawab sama operatornya ‘jangankan solo, kamu ngorok
aja bisa’,“ kenangnya sambil tertawa mengingat kepolosannya.
Sejak itulah nama Mati Di Saturnus lahir, beberapa lagu berhasil ia rekam dan sempat ia sebar gratis kepada
kawan-kawannya dengan memanfaatkan chat broadcast dan internet. Belum merasa puas, Aril mulai belajar
mengenal alat dan perangkat lunak agar bisa merekam lagu sendiri di dalam kamar. Di penghujung tahun
2019, melalui netlabel Koalisi Nada, Mati Di Saturnus kembali merilis tiga lagu bebas unduh yang sudah ia
garap secara mandiri di kamarnya.
Puncaknya adalah album bertajuk Balada Orang-Orang Piknik yang baru saja ia rilis di beberapa platform musik
digital – di mana album ini memuat beberapa karyanya terdahulu yang ia garap ulang secara mandiri; mulai
dari rekaman, aransemen, hinggi instrument pengiring lainnya.
Balada Orang-Orang Pinik menjadi media Aril bersama Mati Di Saturnus untuk menyuarakan kegelisahan,
kekhawatiran, dan ketakutannya terhadap kondisi sekitar yang ia rasakan dan lihat – yang menurutnya
cenderung negatif dan mengalami kemunduran – melalui lirik sejujur-jujurnya dan sesuai batas
kemampuannya.
“Intinya, melalui album ini aku mengajak pendengar karyaku untuk berempati bukan membenci sesama
karena perbedaan,” harap Aril yang mengaku sedikit banyak terpengaruh oleh musisi macam Andy Shauf,
Bob Dylan, Franky Shahilatua, Iwan Fals, Jason Ranti, hingga Silampukau.
Meski keseluruhan proses rekaman dikerjakan secara mandiri di rumahnya – sekaligus menjadi Studio Seni
Kakasya (komunitas lintas disiplin seni; teater, tari, dan musik), Aril tak lupa banyak berterima kasih kepada
orang-orang yang selama ini membekalinya ilmu pengetahuan seputar recording. Mulai dari Laga dari Virtuoso
Studio dan Gigih dari AA Studio. Meski hanya bermodal alat perekam seadanya bahkan jauh dari standar,
termasuk juga pengalaman dalam dunia rekaman, Aril mengaku puas dengan hasil yang ia garap.
Kesederhanaan kualitas suara yang dihasilkan bahkan ia anggap bisa menjadi kelebihan dari album Balada
Orang-Orang Piknik ini.
“Ya album ini mungkin memang terasa jadul dan mungkin akan membawa ingatan para pendengar kepada
lagu-lagu lawas dari dekade 80’-an,” ujarnya.
Album Balada Orang-Orang Piknik sudah dirilis dan bisa dinikmati di berbagai platform musik digital sejak 13
April 2020. Album ini juga bisa kalian unduh secara gratis lewat tautan berikut; https://bit.ly/2wF1QAU
Ke depannya, setelah masa pandemi berakhir, Mati Di Saturnus berencana akan memproduksi album Balada
Orang-Orang Piknik dalam wujud fisik. Termasuk rencana membuat acara pesta rilis kecil-kecilan. Kita tunggu
saja kejutan dan kabar baik dari Mati Di Saturnus.
Kakasya (komunitas lintas disiplin seni; teater, tari, dan musik), Aril tak lupa banyak berterima kasih kepada
orang-orang yang selama ini membekalinya ilmu pengetahuan seputar recording. Mulai dari Laga dari Virtuoso
Studio dan Gigih dari AA Studio. Meski hanya bermodal alat perekam seadanya bahkan jauh dari standar,
termasuk juga pengalaman dalam dunia rekaman, Aril mengaku puas dengan hasil yang ia garap.
Kesederhanaan kualitas suara yang dihasilkan bahkan ia anggap bisa menjadi kelebihan dari album Balada
Orang-Orang Piknik ini.
“Ya album ini mungkin memang terasa jadul dan mungkin akan membawa ingatan para pendengar kepada
lagu-lagu lawas dari dekade 80’-an,” ujarnya.
Album Balada Orang-Orang Piknik sudah dirilis dan bisa dinikmati di berbagai platform musik digital sejak 13
April 2020. Album ini juga bisa kalian unduh secara gratis lewat tautan berikut; https://bit.ly/2wF1QAU
Ke depannya, setelah masa pandemi berakhir, Mati Di Saturnus berencana akan memproduksi album Balada
Orang-Orang Piknik dalam wujud fisik. Termasuk rencana membuat acara pesta rilis kecil-kecilan. Kita tunggu
saja kejutan dan kabar baik dari Mati Di Saturnus.
Mati Di Saturnus
Phone: 082231867735
E-mail: matidisaturnusmusik@gmail.com
Instagram: https://www.instagram.com/matidisaturnus/
Twitter: https://twitter.com/masarilmuhtadin