GRAVE DEAD MAGAZINE, MUSIC, EVENT MEDIA PARTNER, ZINE, EVENT HANDLE BY SOUND OF GRAVE DEAD N THE GROATH, RECORDS LABEL AND MUSIC DISTRIBUTION.

Foto 1
Foto 2
Foto 3
Foto 4
Foto 5
Foto 6
Foto 7

27 Tahun Perjalanan Band Bangkai Hingga Album Kompilasi “Tribute To Terrorizer”.

11 min read


Kota Malang sangat melekat dan melegenda di era 90-an, dikenal identik dengan skena musik cadas maupun ekstrem terpaut pada genre metal, hardcore, black metal, punk hingga grindcore dan sejenisnya, salah satu diantaranya yaitu Bangkai band yang mengusung genre grindcore sebagai landasan awal mereka berdiri hingga sekarang.
Sejarah mencatat, Bangkai merupakan band yang masih konsisten dengan arah di rana lingkup industri musik underground, mereka lahir pada tahun 1994 saat kota Malang masih ramai akan tindak kejahatan seperti kasus-kasus premanisme dan gangster. Lahirnya band satu ini bermula adanya organisasi band kelas (pensi) yang bernama Primitive Symphony yang terbentuk di tahun 1992, jika dilihat dari segi akademik maupun prestasi Primitive Symphony telah menjuari festival musik lokal yang diadakan oleh GEMA (Gerakan Musisi Muda Malang). 
Tak selang begitu lama setelah pembentukannya, Primitive Symphony sempat bubar akibat sang vokalis Andry Bejo diikuti Tatok (gitaris), Imam (gitaris), dan Susianto (drummer) memutuskan mundur dari band. Akan tetapi, karena adanya kesamaan misi, mereka kembali bersatu hingga terbentuklah Bangkai. Jika mendengarkan dengan jeli dari segi musiknya Bangkai banyak dipengaruhi oleh band-band grindcore juga hardcore punk seperti Napalm Death, Terrorizer, Brutal Truth, Discharge, Repulsion, Black Flag, dan Dead Kennedy.
Beranjak dan berlalu seiring berjalan tepat di tahun 1995, Andry Bejo sekaligus personil pada bagian vocal dan bass, berkata menurutnya “dirasa kurang maksimal bila vocal harus memegang memainkan 2 kendali sekaligus” namun pada akhirnya tak selang begitu lama di tahun itu juga ia merekrut seseorang yaitu Pink untuk mengisi posisi pada bagian bass.
Bisa dikatakan Bangkai adalah band underground yang paling tua usianya dan masih eksis sampai sekarang di kota Malang bahkan Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Bangkai Band pun kerap muncul di berbagai festival musik, salah satunya yang menjadi moment kenanagan menarik saat mereka tampil di event Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tahun 1996.
Ada hal yang menarik dari Bangkai, band yang mempunyai ciri khas sering mengelabuhi panitia festival dengan membawa lagu nuansa grindcore, ngakunya band pop??, “yang paling diingat pada waktu itu.. penonton yang berada di depan panggung terasa sangat sepi, bahkan hampir tidak ada penonton, nah begitu aku menyebut lagu dari Dewa, penonton cewek cowok pada merapat. Tapi begitu tau lagu yang kita bawakan dari Napalm Death yang berjudul “Ai Abstain”, penonton pada semburat (bubar), tapi itu juga jadi moment penting. Akhirnya, ketika hari ini aku bertemu band musisi yang di era dulu, sering di bilang band gendeng iki senengane ngakali panitia, ngakune band pop tibakno grindcore," ujar Andri Bejo
Bangkai Band pertama tampil di event underground yakni pada tanggal 28 Juli tahun 1996 dalam Parade Musik Underground yang di gelar oleh TSC (Total Suffer Community) yang diselenggarakan di Gedung Sasana Asih YPAC. Event inilah yang sekaligus menjadi cikal bakal perkembangan acara musik grauk atau parade musik cadas di Malang Raya.
Satu tahun berselang, Bangkai mengeluarkan full album perdananya tahun 1997 yang di produseri oleh Agung Centra Music Studio. Pasca keluarnya album ini Bangkai juga menunjukkan eksistensi bermusiknya dengan tampil di Event Granat yang berlangsung Universitas Udaya tahun 1998, setelah keluar album For W.H.A.T tahun 1997 yang di rilis Centra production dengan di gawangi oleh Tatok (gitar), Susianto (drum), Erwan Stench (gitar), dan Andry (vokal/bass).
Dikala itu Bangkai juga sempat di berikan tawaran oleh label rekaman asal Amerika (Razorback) dan Perancis (Osmose) untuk tour Eropa, namun disuatu hal lain karena faktor keterbatasan bahasa bahasa inggris yang sangat kurang, akhirnya Bangkai pun melewati tawaran tersebut.
Namun pada kalanya, para personil Bangkai sempat berada di titik jenuh dan akhirnya memutuskan untuk vakum sementara waktu di tahun 2001, pada akhirnya mereka mulai terlihat kembali dengan pergantian dua personil dari Eko Plokoto (Extreme Decay) dan Zainul  (Hyperblast). 
Tepat ditahun 2001/2002 mereka akhirnya merilis album “Emotional Comform”, hal yang terduga ternyata Imam (gitaris) memutuskan untuk kembali lagi ke Bangkai, dan puncak tersebut akhirnya keluarlah album di tahun 2002. Semua recording dilakukan di Natural Studio Surabaya. Dan tahun 2017 kembali merilis album ketiga yang berjudul “Re-emotional Comform” yang digarap juga oleh Oox Sinergi Nation.
Bangkai juga sempat terlibat dalam sejumlah proyek kompilasi seperti Brutally Sickness, Fallen Angel, sampai Tribute To Terrorizer. Dalam interview-nya bersama salah satu zine cetak di Texas, Bangkai menyebutkan bahwa Terrorizer melalui albumnya “World Downfall” sangat menginspirasi musisi-musisi di kota Malang.
Terrorizer nampaknya menjadi salah satu sumber inspirasi paling berarti buat Bangkai. Pasalnya, Bangkai bersama sejumlah band lain terlibat dalam proyek kompilasi bertajuk “Tribute to Terrorizer”. Oleh karena itu, untuk memberi penghormatan kepada sang sumber inspirasi, Bangkai membuat album “Tribute to Terrorizer” yang juga ditampilkan secara langsung di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Adapun, band-band yang ikut serta dalam album kompilasi ini merupakan band lokal dari kota asal yakni Malang. Sementara itu, backing vocal untuk lagu yang dibawakan Bangkai dilakukan oleh vokalis hip-hop wanita asal Jerman yang kala itu sedang berkunjung ke Malang.

Di tahun 2021 ini, Bangkai mencoba hadir dengan formasi personil yang siap menggempur benteng gendang telinga dengan bumbu pesan sosial melalui alunan musik gerindanya. Menurut hasil interview yang kami lakukan Bangkai dikabarkan sedang dalam proses perencanaan untuk merilis suatu karya yaitu album/Ep di tahun 2021 ini, sedangkan untuk masalah perilisan fisik "pengennya self release, tapi semua tergantung kesepakatan temen temen Bangkai" ujar kata frontman Bangkai.
Bangkai saat ini digawangi oleh Andry Puguh Hardianto (Vokal), Pinky (Bass), Puguh Ibaneza (Gitar), Dhandit Ben Syakhar (Drum) dan Zainul Fanany (Gitar).


Posting Komentar