Menggali Ketimpangan Sosial Jakarta Lewat "Dansa Porak Poranda" Unit Pogo Punk The Raws Rilis Musik Video Terbaru Mengungkap Kegelisahan Kehidupan Kota Metropolitan.
Band asal Jakarta, The Raws, kembali membuat gebrakan dengan merilis video musik terbaru mereka yang berjudul “Dansa Porak Poranda”. Dikenal dengan karakter musik punk dan rock yang penuh energi, video musik ini membawa pesan mendalam mengenai kegelisahan hidup urban dan ketimpangan sosial yang kian tajam di ibu kota Indonesia.
Disutradarai oleh Ari Priyanto dan bekerja sama dengan tim digital asal Jakarta, Potential, video ini menampilkan nuansa agresif yang menggugah. “Dansa Porak Poranda” memotret sisi gelap Jakarta, jauh dari kesan mewah yang sering terlihat dalam citra kota metropolitan. Melalui visual yang kuat, video ini menggambarkan kehidupan sehari-hari yang keras dan penuh kontradiksi, mulai dari pasar yang riuh hingga kolong flyover yang sering menjadi tempat bagi mereka yang terpinggirkan.
Dalam video ini, personel The Raws tampil dengan gaya punk yang khas, menjelajahi berbagai lokasi di Jakarta tanpa tujuan yang jelas. Tokoh utama, Carolinè Pricilia Janis—seorang solois folk-pop asal Jakarta—menjadi pemandu visual yang memperlihatkan kehidupan keras di kota ini. Adegan-adegan yang ditampilkan meliputi merokok, berkendara dengan motor custom, meneguk minuman keras murah di kios jamu, hingga menari di pasar malam, semuanya menggambarkan ketegangan yang mengiringi kehidupan warga Jakarta yang terjebak dalam ketimpangan sosial.
Ari Priyanto, sang sutradara, menjelaskan bahwa video ini berusaha menyampaikan esensi dari lirik lagu yang bercerita tentang keputusasaan hidup di Jakarta. Dengan teknik pengambilan gambar yang agresif—seperti efek zoom dan shaking—Ari menciptakan atmosfer chaos yang mencerminkan ketidakpastian dan kegelisahan yang mendalam. Menurutnya, tidak ada alur cerita linear dalam video ini, melainkan hanya potret kehidupan nyata yang mentah dan penuh emosi.
Untuk memberikan nuansa yang lebih autentik, Ari Priyanto memilih menggunakan handycam Sony HXR-MC88, alat perekam yang mengingatkan kita pada era 90-an, dengan tampilan visual khas TV cembung dan frame 4:3. Keputusan ini bukan sekadar untuk nostalgia, tetapi untuk memberikan kedalaman emosional yang lebih kuat. “Saya ingin hasilnya terasa lebih autentik dan mendalam,” ujar Ari.
Pembuatan video musik ini juga mencerminkan semangat kolaborasi antara Ari dan The Raws. Gitaris The Raws, Jaws, mengenang awal mula kolaborasi ini. “Kami sudah memiliki chemistry yang kuat sejak bekerja bersama di sebuah rumah produksi di Jakarta pada 2023-2024. Setelah itu, Ari mendirikan kanal YouTube Potential, dan kami mulai mengembangkan ide untuk video musik ini,” kenangnya. Setelah beberapa pertemuan dan diskusi, mereka akhirnya sepakat untuk mewujudkan “Dansa Porak Poranda” dalam bentuk video musik yang berbeda dari yang lain.
Proses pengerjaan video ini juga melibatkan sejumlah pihak lain dalam semangat kolaboratif Do It With Friends, dengan berpartisipasi dari TNT Cup, Coba Coba Custom, dan Venom Studio. Mereka memberikan sentuhan unik pada visual dan konsep yang semakin memperkaya pesan video musik ini.
Melalui “Dansa Porak Poranda”, The Raws tak hanya menampilkan kecanggihan visual, tetapi juga menggambarkan sebuah kenyataan pahit yang harus dihadapi banyak orang. Video musik ini menggugah kesadaran akan ketimpangan sosial yang ada di Jakarta, mengajak penonton untuk melihat sisi gelap kota yang selama ini tersembunyi di balik gemerlap modernitas.
Dengan karya ini, The Raws kembali menunjukkan konsistensinya sebagai band yang tidak hanya menghibur tetapi juga menyuarakan isu sosial yang relevan. Video musik “Dansa Porak Poranda” menjadi bukti bahwa musik juga bisa menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan perubahan dan refleksi terhadap kehidupan urban yang semakin kompleks.